• (0733) 451365
  • admin@arrisalahlubuklinggau.com
  • Opening: 09:00am - 15:00pm

Whatsapp Us+62 812-7875-8019

Email Uscs.arrisalahlubuklinggau@gmail.com

Our LocationLubuklinggau, South Sumatra

Khutbah Idul Fitri: Jangan Jadi Hamba Ramadhan, Jadilah Hamba Allah!

KHUTBAH IDUL FITRI:

JANGAN JADI HAMBA RAMADHAN,

JADILAH HAMBA ALLAH!

Budi Satriadi

Pesantren Modern Ar-Risalah &

Pondok Pesantren mazro’illah Lubuk Linggau

Assamalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

مُقَدِّمَةُ خُطْبَةِ عِيْدِ الْفِطْرِ

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ – لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا. لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَتَمَّ لَنَا شَهْرَ رَمَضَانَ بِفَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَجَعَلَ يَوْمَ الْفِطْرِ فَرَحًا لِلْمُؤْمِنِينَ، وَمَظْهَرًا لِشُكْرِ الْعَابِدِينَ. نَحْمَدُهُ حَمْدًا يَلِيقُ بِجَلَالِهِ وَعَظَمَتِ

هِ، وَنَشْكُرُهُ شُكْرًا يُوَافِقُ نِعْمَتَهُ وَكَرَمَهُ.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، جَعَلَ التَّقْوَى سَبِيلَ الْفَلَاحِ، وَجَعَلَ الطَّاعَةَ مَصْدَرَ السَّعَادَةِ وَالرَّوَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، دَاعٍ إِلَى كُلِّ خَيْرٍ وَفَلَاحٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيْمَانِ وَالصِّيَامِ وَالصَّلَاحِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِي نَفْسِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى  فَإِنَّهَا سَبِيلُ السَّعَادَةِ وَمِفْتَاحُ الْفَلَاحِ، وَقَدْ جَعَلَ اللهُ شَهْرَ رَمَضَانَ مِهْرَجَانَ الطَّاعَةِ وَمِضْمَارَ التَّقْوَى، فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. فَاسْتَمْسِكُوا بِحَبْلِ اللهِ، وَاثْبُتُوا عَلَى طَاعَتِهِ، وَاشْكُرُوا نِعْمَتَهُ، لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ.

Mukadimah

Segala puji bagi Allah, Dzat yang Maha Pemurah, yang telah mengaruniakan kepada kita kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan—bulan yang penuh berkah, cahaya, dan ampunan. Bulan yang mengajarkan kita makna kesabaran dalam menahan diri, ketakwaan dalam setiap amal, dan kedekatan yang hakiki kepada-Nya dalam setiap sujud dan munajat.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan terbaik dalam menjalani ibadah dan mengarungi kehidupan, yang dengan bimbingannya kita belajar mencintai Allah dengan sepenuh hati, mengabdi dengan ketulusan, dan berjalan di atas jalan kebenaran menuju ridha-Nya.

Ramadhan Berlalu, Apa yang Tersisa?

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Hari ini adalah hari kemenangan. Namun, mari kita bertanya kepada diri sendiri: apakah kita benar-benar menang? Apakah setelah sebulan penuh mendekatkan diri kepada Allah, kita akan kembali seperti sebelum Ramadhan, ataukah kita membawa perubahan nyata dalam hidup kita?

Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan. Ia adalah sekolah kehidupan. Selama sebulan, kita telah belajar menahan diri: bukan hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari kata-kata yang sia-sia, dari amarah, dari kesombongan, dan dari segala hal yang mengotori hati. Tapi pertanyaannya, apakah pelajaran itu hanya berlaku di bulan Ramadhan? Ataukah kita akan tetap menjaganya hingga bulan-bulan berikutnya?

Mari kita renungkan sejenak. Apa jadinya jika seorang atlet berhenti berlatih setelah satu bulan latihan intensif? Apakah ia akan tetap kuat? Begitu pula dengan keimanan kita. Jika kita tidak terus melatihnya setelah Ramadhan, ia akan melemah.

Allah berfirman:

﴿وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ  ٩٩﴾

“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (kematian).” (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketakwaan tidak boleh bersifat musiman. Kita tidak boleh menjadi hamba Ramadhan, melainkan harus menjadi hamba Allah sepanjang tahun!

Belajar dari Kisah Para Pendahulu

Kita dapat mengambil inspirasi dari para sahabat dan ulama terdahulu yang senantiasa istiqamah dalam ibadah, baik di bulan Ramadhan maupun setelahnya. Imam Malik dikenal sangat menjaga bacaan Al-Qur’annya setiap hari, termasuk setelah Ramadhan. Umar bin Khattab juga merupakan sosok yang tidak pernah mengendurkan ibadahnya sepanjang tahun. Mereka memahami bahwa Ramadhan bukanlah akhir, tetapi awal perjalanan menuju Allah. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Latha’if al-Ma’arif: ‘Orang yang sejati dalam ibadahnya bukan hanya yang bersemangat di bulan Ramadhan, tetapi yang tetap istiqamah setelahnya. Rasulullah ﷺ juga pernah bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Artinya: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten, meskipun sedikit.” (HR. Bukhari No. 6465, Muslim No. 783)

Maka, setelah Ramadhan, mari kita tetap menjaga ibadah walaupun dalam bentuk yang lebih ringan tetapi konsisten.

 

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Bagaimana Agar Tetap Istiqamah?

Jika para pendahulu kita begitu gigih menjaga ibadah setelah Ramadhan, maka bagaimana dengan kita? Mari kita pelajari cara agar tetap istiqamah dengan merenungkan beberapa strategi berikut:

  1. Jaga Hati dari Kotoran Dunia

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya: “Ketahuilah, di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari No. 52, Muslim No. 1599)

Jika selama Ramadhan kita telah membersihkan hati dengan dzikir, shalat, dan ibadah lainnya, maka jangan biarkan hati kita kembali mengeras. Caranya?

Menjaga lisan dari ghibah dan perdebatan sia-sia. Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari No. 6018 & Muslim No. 47)

Menghindari iri, dengki, dan dendam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”  (QS. An-Nisa: 32)

Menjadikan dzikir dan doa sebagai bagian dari keseharian. Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Dengan memahami ayat dan hadits di atas, kita semakin yakin bahwa menjaga kebersihan hati setelah Ramadhan adalah tugas utama seorang hamba yang ingin tetap istiqamah.

  1. Konsisten dalam Ibadah, Meski Sedikit

Jangan biarkan kebiasaan baik yang telah kita bangun selama Ramadhan menghilang begitu saja. Meskipun tidak sebesar saat Ramadhan, tetaplah jaga rutinitas ibadah.”

Shalat malam minimal dua rakaat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ

“Lakukanlah shalat malam, karena itu adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, penghapus dosa, dan pencegah dari perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi No. 3549, Ibnu Majah No. 1332)

Allah juga berfirman tentang keutamaan shalat malam:

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةًۭ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًۭا مَّحْمُودًۭا

“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)

 

Tilawah Al-Qur’an, walau hanya beberapa ayat.

Allah berfirman:

ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَتْلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦ أُو۟لَٰٓئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِۦ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

“Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang mengingkarinya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 121)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari No. 5027)

Puasa sunnah Senin-Kamis sebagai pengingat bahwa kita mampu menahan godaan dunia.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَعْمَالَ النَّاسِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Sesungguhnya amal-amal manusia diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku diperlihatkan dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi No. 747, An-Nasa’i No. 2360)

Dalam ayat lain, Allah memuji orang-orang yang tetap berpuasa dan bersabar:

إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan diberikan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Dengan memahami dan mengamalkan ayat serta hadits di atas, kita semakin menyadari bahwa kebiasaan baik di bulan Ramadhan harus tetap dipertahankan sepanjang tahun.

  1. Jangan Berhenti Bertumbuh dalam Kebaikan

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad No. 8799, Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir No. 5786, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman No. 7480).

Ramadhan telah melatih kita untuk berbagi dan peduli. Jangan biarkan semangat ini padam.”

Teruslah belajar dan mencari ilmu.

Allah berfirman:

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

“Katakanlah (wahai Muhammad), apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim No. 2699)

Berkontribusi dalam dakwah dan sosial kemasyarakatan.

Allah berfirman:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌۭ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

“Dan hendaklah di antara kalian ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 104)

Rasulullah ﷺ bersabda:

بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Bukhari No. 3461)

Lawan rasa nyaman yang menjadikan kita stagnan.

Allah berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”  (QS. Ar-Ra’d: 11)

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim No. 1631, HR. Abu Dawud No. 2880, HR. Tirmidzi No. 1376, HR. An-Nasa’i No. 3651)

Dengan memahami ayat dan hadits ini, kita semakin sadar bahwa semangat berbagi, menuntut ilmu, berdakwah, dan terus bertumbuh harus menjadi kebiasaan yang kita pertahankan, bukan hanya di bulan Ramadhan, tetapi sepanjang hidup kita.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Dimensi Sosial: Bagaimana Pasca-Ramadhan Bisa Membawa Perubahan untuk Umat?

Ramadhan bukan hanya tentang individu, tetapi juga membangun masyarakat yang lebih baik. Maka, setelah Ramadhan, kita harus lebih peka terhadap lingkungan dan berkontribusi dalam kebaikan.”

✅ Memperkuat kepedulian terhadap fakir miskin dengan gerakan sedekah rutin.

Allah berfirman:

وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًۭا حَسَنًۭا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍۢ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌۭ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan berikanlah pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik. Apa saja kebaikan yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang terbaik dan yang paling besar pahalanya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Muzammil: 20)

Rasulullah ﷺ bersabda:

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، وَكَالَّذِي يَصُومُ النَّهَارَ وَيَقُومُ اللَّيْلَ

“Orang yang berusaha membantu janda dan orang miskin (nafkahnya), kedudukannya seperti seorang mujahid di jalan Allah, atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan shalat malam.” (HR. Bukhari No. 5353, HR. Muslim No. 2982)

✅ Menghidupkan masjid dengan kajian dan silaturahmi.

Allah berfirman:

﴿إِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسَٰجِدَ ٱللَّهِ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَلَمۡ يَخۡشَ إِلَّا ٱللَّهَۖ فَعَسَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ  ١٨﴾

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kecuali kepada Allah. Maka mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ كَمِفْحَصِ قَطَاةٍ أَوْ أَصْغَرَ، بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barang siapa membangun masjid karena Allah, walaupun sekecil tempat bertelur burung (atau lebih kecil dari itu), maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.”  (HR. Muslim No. 533, HR. Bukhari No. 450 & 439, HR. Tirmidzi No. 318)

✅ Berperan aktif dalam program sosial atau dakwah di komunitas.

Allah berfirman:

وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.” (HR. Muslim No. 1893, HR. Tirmidzi No. 2670, HR. Abu Dawud No. 5129)

Dengan memahami dalil-dalil ini, kita semakin yakin bahwa kepedulian sosial, dakwah, dan memakmurkan masjid bukanlah sekadar aktivitas Ramadhan, tetapi harus menjadi kebiasaan yang terus kita jalankan sepanjang tahun.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Ujian Sesungguhnya Dimulai Sekarang

Mengapa banyak orang gagal istiqamah setelah Ramadhan? Salah satu penyebabnya adalah karena mereka kembali ke lingkungan yang tidak mendukung. Maka, carilah lingkungan yang baik, teman-teman yang shalih, dan buat target jangka panjang agar tetap berada di jalan kebaikan.”

Tetapkan satu kebiasaan Ramadhan yang harus tetap dijaga.

Allah berfirman:

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.” (QS. An-Nahl: 92)

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari No. 6465, Muslim No. 783)

Tantang diri sendiri dengan “40-Day Ramadhan Challenge” untuk mempertahankan kebiasaan baik.

Allah berfirman:

 

﴿إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ  ٣٠﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.'” (QS. Fussilat: 30)

Rasulullah ﷺ bersabda:

قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

“Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah,’ lalu istiqamahlah.” (HR. Muslim No. 38, HR. Ahmad No. 14802, HR. Tirmidzi No. 2410, HR. Ibnu Majah No. 3972)

Jangan lupa untuk terus memohon pertolongan Allah agar diberikan keistiqamahan.

Allah berfirman:

﴿يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ ٢٧﴾

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim: 27)

Rasulullah ﷺ sering berdoa:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi No. 2140 (Hasan Shahih), HR. Ahmad No. 12107, HR. Ibnu Majah No. 3834, HR. An-Nasa’i dalam Al-Kubra No. 10774)

Dari dalil-dalil ini, kita memahami bahwa menjaga kebiasaan baik setelah Ramadhan bukan hanya tentang usaha pribadi, tetapi juga tentang mencari lingkungan yang mendukung, menantang diri sendiri untuk terus berkembang, serta memohon pertolongan Allah agar diberikan keistiqamahan.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,

Penutup: Jadikan Ramadhan Sebagai Titik Awal, Bukan Akhir

Setelah memahami tantangan istiqamah, kini saatnya kita berjanji kepada diri sendiri bahwa Ramadhan ini bukan hanya sekadar kenangan, melainkan titik awal perjalanan yang lebih baik.

Jika Ramadhan kemarin penuh air mata, penghambaan, dan janji-janji kepada Allah, maka pastikan janji itu tidak kita ingkari.

📢 “Jika kita bisa menangis dalam doa di penghujung Ramadhan, mengapa tidak bisa menangis dalam sujud di hari-hari setelahnya?”

📢 “Jangan biarkan malam-malam panjang kita kosong tanpa doa, seperti halnya Ramadhan telah mengajarkan kita untuk dekat dengan-Nya.”

📢 “Jika kau ragu, ingatlah bahwa Allah tidak pernah meninggalkanmu!”

Mari kita berjanji bahwa Ramadhan ini bukan hanya sekadar kenangan, tetapi sebuah pijakan menuju kehidupan yang lebih baik.

إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ الْمِلِكِ الْعَلَّامِ فَقَالَ تَبَارَكَ الله وَتَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا كَرِيْمًا. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى، وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى، بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا، وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَالْمَقْبُوْلِيْنَ، وَأَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا، وَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِروهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ    

 

 

 

 

 

الْخُطْبَةُ الثَّانِيَةُ لِعِيْدِ الْفِطْرِ

اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

اللهُ اَكْبَرُ كبيرًا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهٰذَا، وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 

دُعَاءٌ وَمُنَاجَاةٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.  

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا، وَتَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا، وَاجْعَلْنَا فِي هٰذَا الْعِيدِ مِنَ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَالْمَغْفُوْرِيْنَ.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِينَ يَسْتَمْتِعُونَ بِعِيدِ الْفِطْرِ بِقُلُوْبٍ طَاهِرَةٍ وَنُفُوْسٍ سَلِيْمَةٍ، وَاجْعَلْهُ عِيْدًا مَبَارَكًا تَتَنَزَّلُ فِيْهِ الرَّحْمَةُ وَالْمَغْفِرَةُ وَالرِّضْوَانُ.

اللَّهُمَّ يَا مُحُوِّلَ الْأَحْوَالِ، حَوِّلْ أَحْوَالَنَا إِلَى أَحْسَنِ الْحَالِ، وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا بِنُوْرِ الْإِيْمَانِ، وَزَيِّنْ أَخْلَاقَنَا بِحُسْنِ الْإِحْسَانِ، وَوَفِّقْنَا لِطَاعَتِكَ فِي كُلِّ زَمَانٍ وَمَكَانٍ.

Ya Allah…
Ramadhan telah pergi meninggalkan kami…
Bulan yang penuh keberkahan telah berlalu…
Malam-malam yang penuh kemuliaan telah berganti…
Kini kami berdiri di hari kemenangan,
tapi hati kami gundah, ya Rabb…
Akankah Engkau menerima amal kami?
Akankah dosa-dosa kami telah Kau ampuni?
Ataukah kami justru termasuk orang-orang yang merugi?

Ya Allah…
Kami ini hamba-Mu yang penuh dosa…
Kami datang membawa hati yang kotor…
Kami tersungkur dalam sujud, memohon ampunan…
Jika bukan karena rahmat-Mu,
lalu kepada siapa lagi kami berharap?
Jika bukan karena kasih sayang-Mu,
lalu kepada siapa lagi kami mengadu?

Ya Rahman, Ya Rahim…
Betapa sering kami lalai dari mengingat-Mu…
Betapa banyak waktu yang kami habiskan sia-sia…
Betapa banyak hak-hak yang kami abaikan…
Namun Engkau tetap menutup aib kami…
Engkau tetap membiarkan kami merasakan nikmat-Mu…
Sungguh, kami malu, ya Allah…
Kami malu atas semua dosa yang kami perbuat…

Ya Allah…
Di hari yang suci ini, kami memohon…
Kuatkanlah hati kami dalam ketaatan…
Jangan biarkan hati kami kembali menghitam setelah Kau bersihkan…
Jangan biarkan jiwa kami kembali bergelimang maksiat setelah Kau sucikan…
Jadikanlah kami hamba yang istiqamah,
yang bertahan dalam keimanan hingga akhir hayat kami…

Ya Allah…
Engkau telah mempertemukan kami dengan Ramadhan…
Maka pertemukanlah kami kembali dengan Ramadhan yang akan datang…
Dalam keadaan iman yang lebih kuat,
dalam keadaan hati yang lebih bersih,
dalam keadaan jiwa yang lebih dekat dengan-Mu…

Ya Allah…
Rahmatilah kedua orang tua kami…
Ampuni dosa mereka…
Sayangi mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami sejak kecil…
Jangan biarkan kami menjadi anak yang durhaka…
Jadikanlah kami anak yang selalu berbakti,
yang mendoakan mereka siang dan malam…

Ya Allah…
Untuk saudara-saudara kami yang sedang dalam kesulitan…
Untuk mereka yang tengah bersedih di hari raya ini…
Untuk mereka yang kehilangan orang yang dicintai…
Untuk mereka yang hidup dalam kekurangan dan kesempitan…
Ya Allah, angkatlah beban mereka…
Lapangkanlah hati mereka…
Gantikanlah kesedihan mereka dengan kebahagiaan…
Gantikanlah air mata mereka dengan senyuman…

Ya Allah…
Kami memohon kepada-Mu dengan penuh harap…
Jangan Kau cabut nikmat iman dari hati kami…
Jangan Kau biarkan kami berpaling dari jalan-Mu…
Jangan Kau matikan kami kecuali dalam keadaan husnul khatimah…
Dan kumpulkanlah kami di surga-Mu yang abadi,
bersama Rasul-Mu yang mulia,
bersama orang-orang yang Engkau cintai…
Aamiin, ya Rabbal ‘Alamiin…

خِتَامُ الْخُطْبَةِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.

Taqabbalallahu minna wa minkum, wa kullu ‘am wa antum bi khair.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd!

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *