Tips bagi Wali Santri yang Mengunjungi Anaknya yang sedang Mondok
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala nabiyyina Muhammadin Ibn Abdillah wa alihi wa sahabat amma ba’du. Para wali santri Pesantren Modern Ar-Risalah dimuliakan oleh Allah, Alhamdulillah saat ini kita berjumpa lagi, jumpa tentunya dalam kondisi ingin melepas rindu kepada anak-anak kita. Saya yakin semuanya tak sabar ingin memeluk mereka ingin mencium mereka ingin menyapa mereka dan mendengar suara mereka. Saya mengerti ibu-bapak semua yang dimuliakan oleh Allah karena saya pun saat ini sedang berpisah dengan salah satu putri saya yang kebetulan Insya Allah akan berangkat belajar ke negara Mesir dan sementara ini dia akan ikut karantina, begitu juga dengan putrinya Ustadz Budi.
- Motivasi dan Dengarkan Keluh Kesah
Para wali santri semuanya dimuliakan oleh Allah, ada beberapa hal yang mau saya sampaikan pertama khususnya untuk para wali santri baru. Yang ingin saya sampaikan satu, Saya minta Wali santri untuk tidak berhenti berjuang, nanti ketika mendengar anak-anaknya berkeluh tentang bangun jam empat subuh, kemudian makan antri, mandi ngantri kemudian segala sesuatu harus disiplin. Tolong tetap kita berjuang memberikan motivasi mereka, kenapa harus berdisiplin di pondok ini, tentu untuk mendidik mereka agar terlatih daya fikir, jiwa spiritualnya juga menjadi luar biasa. Apalagi disini anak-anak santri jadwal salatnya dijaga, jenis kegiatanhariannya padat, kurikulum pembelajarannya luar biasa, terutama bagi santri baru yang sedang dipersiapkan bacaan al-qurannya dan tata cara ibadahnya agar menjadi benar dan sesuai syariat. Jadi intinya, jangan berhenti memberikan motivasi kepada mereka. Dengarkan tangisan mereka, dengarkan cerita mereka, mereka hanya ingin didengarkan, mereka pengen kita tahu bagaimana mereka berjuang. Nah bapak-ibu, berikan motivasi, katakan Ibu juga sedang berjuang, sedang berlatih rindu dengan mereka, dan berikan mereka tips-tips agar mereka sabra, agar mereka kuat. Itu intinya pertemuan ini.
- Hindari Pertanyaan Pertanyaan Ini
Ada beberapa hal yang jangan ditanyakan kepada mereka. Misalnya, nak,
kamu betah nggak di pondok? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang kurang tepat. tidak ada yang betah dengan tempat tidur yang mungkin tidak semewah kamarnya di rumah, siapa yang betah makannya sederhana di pondok, tidak semewah makanan di rumah, siapa yang betah jauh dari orang tua. Pertanyaan ini tentu saja akan memberikan peluang kepada mereka untuk mendalami rasa bersedih, rasa berkeluh kesah. Namun, tanyakan kepada mereka, seperti apa saja yang sudah dipelajari, tanyakan sama mereka bagaimana rasanya belajar disiplin, bagaimana rasanya hidup dengan semua aturan, dan berikan motivasi kepada mereka bahwa mereka sedang berjuang, Bapak juga berjuang, Ibu jug aberjuang, tentu kita semuanya pengen berhasilkan.
Kemudian yang jangan boleh juga jangan ditanyakan kepada mereka bahwasanya enak dimana? Di rumah atau disini? Yang pasti mereka akan menjawab, enakan di rumah. Ini pertanyaan-pertanyaan seperti ini jangan pernah ditanyakan karena itu akan memberikan peluang kepada anak-anak kita untuk bercerita tentang keluh kesah yang mereka hadapi sehingga akan memancing kelemahan kita sebagai orangtua.
Namun ada beberapa yang pertanyaan yang boleh ditanyakan, misalnya, “
Nak kamu ada masalah apa? Ada nggak kawan yang ganggu? tapi ketika kita mendengar jawaban mereka jangan dulu terbangkit emosi, kita temui dengan para pembina/pengasuhnya. Atau pertanyaan yang boleh kita tanyakan, misalnya
- Nak, kira-kira butuh apa saja di pondok ini?
- Kurang enggak duit jajan nya.
- Ada gak teman yang jahil?
- bagaimana cara penyimpanan barang
- Bagaimana kamu dengan guru
Tanyakan sama mereka, nggak jadi masalah. Karena semua ini adalah bagian penting untuk kita tanyakan. Namun, perlu diingat, mendengarkan cerita mereka harus ditanggapi dengan kepala dingin, dengan tidak mengedepankan amarah.
- Tegaslah kepada Mereka
Kemudian untuk yang wali santri lama, pesan saya saat ini, berikan motivasi yang lebih tegas, berikan motivasi yang lebih keras. Kenapa? karena ketika bertambah kelas tentu bertambah pula tugas-tugas mereka. Yang paling khawatir adalah santri-santri yang lama ini, mereka sudah tahu celah-celah untuk bermasalah di pondok, misalnya kabur keluar warnet, bantu mempertegas kepada mereka untuk tidak kabur karena bahaya buat nyawa mereka. Selain itu, berikan mereka aturan tegas untuk tidak mudah bercanda yang berlebih-lebihan yang menyebabkan perkelahian antar mereka.
Bagi wali santri yang anaknya lagi memasuki masa-masa puber, nasehati mereka jangan sampai ada hubungan-hubungan yang diharamkan oleh Allah, pacaran misalnya. Berikan juga ketegasan kepada mereka untuk semakin semangat belajar dan semakin taat dengan aturan.
Sekali lagi, mari kita saling bekerjasama untuk membina anak-anak kita menjadi anak yang sholeh. Apa anak yang sholeh itu? Anak yang sholeh adalah anak yang kepada Allah beribadah, kepada sesama manusia berhikmah dan untuk tegaknya agama Allah, bermujahadah. Kita bermujahadah, berjuang dan sungguh-sungguh, termasuk Bapak Ibu yang saat ini sedang mendidik anaknya untuk kenal dengan Allah, ini bagian daripada mujahadah. Harta yang terindah, investasi yang luar biasa adalah anak-anak kita yang menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat berjumpa, senyum buat mereka, tahan air mata di hadapan mereka. Salam Rindu salam sayang dan persahabatan antara saya dan semua wali santri, saya mohon pamit selamat berjumpa. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
[learn_press_profile]